Sabtu, 09 Januari 2016

Cara Memilih Sayuran Berdasarkan Pengglongannya Berasal dari Daun, Buah, Umbi, Bunga, Tunas, Mushroom, dan Biji/Kacang-kacangan


Hai Teman-teman. Kali ini kami akan share tentang bagaimana memilih sayuran berdasarkan penggolongannya, yakni yang berasal dari daun, buah, umbi, bunga, tunas, Mushroom, dan biji/kacang-kacangan serta sekaligus contoh-contohnya. Berikut ulasannya.
1. Berasal Dari Daun (Leaf Vegetables)
  • Pilih daun yang berwarna cerah, tidak buram dan belum menguning.
  • Daun tidak sobek dan berlubang.
  • Tulang daun terlihat jelas.
  • Batang daun mudah dipatahkan.
  • Daun tidak terlalu tua. 

Contoh sayuran yang berasal dari daun: bayam (spinach), selada (lettuce), kol (cabbage), kol merah (red cabbage)

2. Berasal Dari Buah (Fruit Vegetables)
  • Tidak pecah dan memar.
  • Tidak berair, lunak, dan berbau busuk.
  • Pilih yang sudah masak.
  • Tidak ada bekas gigitan hewan atau serangga.

Contoh sayuran yang berasal dari buah: tomat (tomato), terung (aubergine/eggplant), okra (lady finger), timun (cucumber), dan labu (pumpkin).

3. Berasal Dari Umbi (Tuber)
  • Umbi tidak berlubang.
  • Umbi tidak berair dan tidak lunak.
  • Kulitnya tidak terkelupas.
  • Lapisan luar masih menempel dengan baik.
  • Lapisan luar telah dalam keadaan bersih. 

Contoh sayuran yang berasal dari umbi: Umbi akar (root) : wortel (carrot), bit (beet), lobak (radish), ubi jalar (sweet potatoes), kentang (potato). Umbi lapis (bulb): bawang puth (garlic), bawang merah (shallot), bawang bombay (onion), daun bawang (leeks/spring onion ).

4. Berasal Dari Bunga (Flower Vegetables)
  • Pilih yang segar dan berwarna cerah.
  • Pilih yang berbunga rata dan penuh.
  • Tidak ada ulat atau bekas gigitan hewan lainnya.

Contoh sayuran yang berasal dari bunga : brokoli (broccoli), kembang kol (cauliflower), artichoke.

5. Berasal Dari Tunas dan Tangkai (Stems and Tuber Vegetables)
  • Pilih yang masih muda dan masih segar.

Contoh sayuran yang berasal dari tunas: asparagus, rebung (bamboo shoot), seledri (celery).

6. Mushroom
  • Pilihlah yang masih dalam keadaan segar.
  • Tidak mengeluarkan cairan atau telah lembek dan berlendir.

Contoh mushroom: jamur kancing (botton mushroom ).

7. Berasal Dari Biji/kacang–kacangan (Pods and Seeds)
  • Pilih sayuran yang masih muda dan mudah dipatahkan.
  • Batas antara biji belum jelas.
  • Bentuk polong silindris.
  • Tidak berlubang–lubang dan berbintik–bintik.
  • Isi penuh, tidak keriput, dan warnanya masih mengkilap.
  • Permukaan baik, tidak ada noda karena jamur atau kotoran. 

Contoh sayuran yang berasal dari biji/kacang–kacangan: buncis (green beans), kacang polong (peas).


Demikian Tulisan tentang cara memilih sayuran.
Sekian, semoga bermanfaat.

Jumat, 08 Januari 2016

Cara Memilih Sayur yang Baik


Secara umum, cara pemilihan sayuran/ hal-hal yang harus diperhatikan dala memilih sayur yang baik, yaitu :
  • Pilih sayuran yang masih segar, tampak bersih, tidak diselubungi kotoran atau tanah serta tidak ada bekas gigitan hama.
  • Pilih sayuran yang masih utuh, tidak terlihat sobek, luka memar bekas benturan, bercak-bercak, busuk, berlendir atau warnanya pudar.
  • Pilih sayuran yang berukuran kecil dan muda untuk memperoleh tekstur yang empuk.
  • Pilih sayuran yang tidak terlalu lembab atau basah agar kerusakan sayuran dapat dicegah. Hindari memilih sayuran yang terbungkus dalam plastik yang rapat, karena sayuran mudah berkeringat sehingga cepat mengalami kerusakan.

Sekian tulisan singkat ini, semoga manfaat.

Kamis, 07 Januari 2016

Langkah-langkah Perencanaan Usaha


Hai Teman-teman. Terdapat 5 langkah dalam perencanaan usaha yakni analisis pasar, mencari informasi harga sarana produksi, menghitung biaya produksi, menghidung pendapatan, dan menghiung hasil usaha. Berikut ulasannya:
1. Analisis pasar
Analisis pasar adalah suatu penganalisasisan atau penyelenggaran untuk mempelajari berbagai masalah pasar. Analisis pasar dilakukan setelah produk sudah ditentukan, dan menejemen sudah siapkan , maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan analisa pasar. Maksudnya agar ketika produk peternakan yang kita usahakan sudah berproduksi dengan baik dan manajemen yang dilakukan sudah benar maka kita tidak akan bingung mau di kemanakan produk yang telah kita buat.
Keberhasilan usaha perusahaan dapat ditentukan oleh ketepatan strategi pemasaran yang di terapkannya dengan dasar memeperhatikan situasi dan kondisi dari analisis pasarnya. Dengan melakukan analisis pasar maka dapat diketahui berapa kebutuhan telur, suplier telur pada saat ini, harga telur maupun tata niaga telur. Besarnya pasar dapat di tentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran terhadap barang atau jasa yang di butuhkan para konsumen. Sedangkan mengenai ruang lingkup pasar, biasanya mencakup luasnya pasar, misalnya luas pasar menurut geografis, pendidikan para konsumen, profesi para konsumen, tingkat umur para konsumen, dan lain sebagainya. Dengan melakukan analisis pasar maka dapat diktahui.

2. Mencari informasi harga sarana produksi
Informasi harga yang utama harus diketahui oleh seorang pengusaha agribisnis unggas petelur adalah harga : kandang, pakan, pullet, obat, vitamin, peralatan dll

3. Menghitung biaya produksi
Biaya produksi dapat dibedakan dua yaitu biaya investasi atau biaya tetap dan biaya variabel atau biaya tidak tetap
  • Biaya investasi adalah biaya yang pada umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan proyek dalam jumlah yang cukup besar. Biaya investasi atau biaya tetap (Fix cost) adalah biaya untuk investasi yang tidak habis pakai. Komponen biaya tetap terdiri dari tanah, bangunan yang terdiri atas kandang, gudang pakan dan gudang peralatan serta peralatan (tempat pakan doc, tempat pakan, tempat minum, pemanas, tabung, selang gas, drum plastik, hand sprayer /semprotan gendong , ember plastik, timbangan salter, timbangan duduk, sekop, kereta dorong , sumur air, pompa air, tower air, jaringan air dan jalan.
  • Menghitung biaya variabel/ tidak tetap: Biaya tidak tetap atau sering disebut variable cost merupakan biaya yang habis pakai dan bisa berubah-ubah tergantung jumlah ayam. Komponen biaya tidak tetap terdiri dari pakan starter, pakan grower dan pakan layer, vaksin, obat-obatan, vitamin, doc, desinfektan, sekam, gas LPG, listrik, tenaga kerja , air minum dan pemasaran.

4.Menghitung pendapatan
Pendapatan dari usaha budidaya unggas petelur adalah telur, unggas afkir yaitu baik unggas-unggas yang tidak produktif dari hasil culling pada periode produksi maupun unggas culling karena masa produksinya sudah berakhir serta kotoran (pupuk kandang). Jadi jumlah pendapatan adalah pendapatan dari total dari jumlah telur yang diproduksi ditambah pendapatan dari penjualan unggas afkir dan penjualan pupuk kandang.  

5. Menghitung hasil usaha
Hasil usaha dapat dihitung setelah diketahui total dari pendapatan dan biaya. Suatu usaha dikatakan untung apabila pendapatan lebih besar daripada biaya produksi.

Sekian, tulisan tentang langkah-langkah dalam perencanaan usaha ini. Semoga bermanfaat :D.

Rabu, 06 Januari 2016

Pemeliharaan Bibit: Penyiraman, Pemupukan, Pengendalian Hama dan Penyakit, dan Mengatur Naungan


Hai Teman-teman, Untuk mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan bibit agar dapat tumbuh baik dan subur hingga menjadi bibit siap tanam di lapangan, maka perlu dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan yang dapat dilakukan pada pembibitan yaitu penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, mengatur naungan. Berikut ini uraiannya.

1. Menyiram Bibit
Air merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap tumbuh dan berkembangnya bibit. Jika kekurangan atau kelebihan air akan berdampak buruk pada pertumbuhannya. Umumnya bibit membutuhkan air dalam jumlah yang cukup dalam arti tidak berlebihan atau tidak kekurangan. Untuk mengendalikan kebutuhan air dalam pembibitan, maka perlu dilakukan penyiraman.
Penyiraman yang tepat akan memberikan hasil pertumbuhan yang optimal. Agar penyiraman sesuai dengan kebutuhannya, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
  • Kualitas air bersih: Dalam menggunakan air untuk menyiram bibit tanaman diperlukan air bersih yang tidak berbahaya bagi tanaman dan juga tidak mengganggu terhadap alat-alat yang digunakan. Jenis air yang dimanfaatkan untuk menyiram bibit antar lain : air laut, air sungai, air hujan, air danau dan lain-lain.
  • Jumlah kebutuhan air: Banyaknya air yang dibutuhkan bibit tanaman tergantung pada jenis tanaman, iklim saat tanaman itu tumbuh dan pertumbuhan bibit tanaman. Pada saat temperatur udara tinggi penguapan pada bibit tanaman maupun pada lingkungan tempat pembibitan akan menjadi tinggi sehingga keutuhan air untuk tanaman menjadi tinggi pula. Kondisi seperti ini sangat memerlukan adanya penyiraman. Namun bila terjadi hujan yang cukup deras, maka tanaman cukup air sehingga penyiraman tidak dibutuhkan kecuali jika pembibitan menggunakan naungan/green house penyiraman tetap diperlukan hanya interval pemberiannya dikurangi.
  • Waktu pemberian: Pemberian air pada tanaman yang paling baik adalah waktu menjelang siang hari, karena pada siang hari evaportranspotasi berjalan dengan cepat sehingga bibit tanaman banyak membutuhkan air, kecuali waktu hujan. Pemberian air pada pagi dan sore hari juga dapat dilakukan asal pada siang hari tanah masih mengandung cukup air.
  • Cara menyiram: Cara pemberian air pada pembibitan tanaman dapat dilakukan dengan alat penyemprot, gembor, selang, sprinkle dan lain-lain, yang penting air mengalir masuk ke dalam lingkup perakaran, sehingga media tanam menjadi lembab air. 1)Penyiraman dilakukan pada bagian daerah perakaran dalam jumlah yang cukup, 2)Media basah hingga bagian terdalam secara merata, 3)Sisa air siraman mengalir keluar melalui lubang aerasi, dan 4)Bibit tumbuh subur dan nampak segar.

2. Memupuk Bibit
Tujuan pemupukan adalah untuk memperbaiki kebutuhan media tanam dan menambah unsur hara yang diperlukan pertumbuhan bibit. Untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada bibit sesuai dengan yang diperlukan, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:
  • Jenis pupuk: Jenis pupuk yang digunakan dalam pembibitan adalah pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang dihasilkan dari sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia yang termasuk golongan pupuk organik adalah kompos, pupuk hijau dan pupuk kandang.  Beberapa hal yang diperhatikan dalam penggunaan pupuk organik antara lain: 1)Pupuk sudah matang, bila dipegang tidak hangat atau tidak terjadi penguraian oleh mikroba, 2)Tidak berbau tajam seperti bau amoniak yang kurang enak, dan 3)Kenampakannya sudah seperti tanah, bersifat gembur, berwarna coklat tua. Pada dasarnya penggunaan pupuk organik hanya diberikan untuk mengimbangi penggunaan pupuk anorganik, berfungsi sebagai penambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah. Sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dan mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman. Jenis pupuk yang sering digunakan dalam pembibitan adalah pupuk nitrat (urea, ZA) pupuk phosfat (super fosfat, asam fosfat). Pupuk kalium (kalium sulfat, kalium chlorida), pupuk daun (gandasil), NPK dan lain-lain. Pupuk yang bermanfaat untuk pembibitan sebaiknya dicari jenis pupuk yang banyak mengandung unsur nitrogen selain P dan K. Pemupukan pada pembibitan lebih diharapkan untuk merangsang pertumbuhan vegetatifnya.
  • Dosis pemupukan: Dosis pemupukan yang digunakan dalam pembibitan harus disesuaikan dengan kebutuhannya. Penentuan dosis yang diberikan pada pembibitan tergantung pada fase pertumbuhan bibit, tingkat kesuburan media tanam dan jumlah populasi bibit. Pemberian pupuk pada fase muda, media tanam yang subur dan populasi yang sedikit, dosis pemupukannya lebih rendah bila dibandingkan dengan fase pertumbuhan yang lebih dewasa, media tanam yang kurus dan populasi tinggi. Penggunaan dosis pupuk untuk pembibitan sebaiknya disesuaikan dengan anjuran yang tercantum pada label kemasan pupuk. Larutan pupuk daun dibuat dengan ketentuan: 1)Pupuk daun ditimbang sesuai dengan ukuran yang ditentukan, misalnya 7 gram, 2)Larutan pupuk daun dibuat dengan konsentrasi 7 gram/14 liter, 3)Larutan pupuk daun tercampur rata, dan 4)Larutan pupuk daun dimasukkan ke dalam knapsack sprayer dan tidak berceceran.
  • Waktu pemupukan: Waktu pemupukan dalam pembibitan didasarkan pada jenis pupuk yang digunakan, fase pertumbuhan dan kondisi cuaca. Waktu pemberian pupuk organik sebaiknya diberikan bersamaan dengan membuat media tanam agar media tanam yang digunakan menjadi gembur. TSP merupakan pupuk yang susah larut sehingga efektif diberikan sebelum digunakan sehingga pada saat dibutuhkan pupuk sudah dapat diserap oleh tanaman. Sedang pupuk anorganik lainnya diberikan pada saat bibit sudah tumbuh agak besar. Waktu yang paling tepat untuk pemberian pupuk pada fase bibit tumbuh sangat giat dan cepat, sehingga pertukaran unsur hara berlangsung sangat cepat. Kondisi cuaca yakni penyoinaran matahari, angin dan hujan sangat mempengaruhi keberhasilan pemupukan, terutama pupuk daun. Pada kondisi panas terik atau disaat menjelang hujan dan malam hari, tidak efektif dilakukan sebab pada malam hari stomata (mulut daun) menutup, sehingga pupuk tidak bisa sepenuhnya diserap oleh tanaman.
  • Cara memupuk: Agar unsur hara yang diberikan dapat digunakan secara maksimal oleh bibit, maka pemupukan bibit perlu dilakukan dengan cara ; melalui media tanah dan melalui daun. Pemupukan bibit melalui daun dapat dilakukan dengan penyemprotan. Penyemprotan diarahkan ke bagian daun yang menghadap ke bawah karena jumlah mulut daun (stomata) lebih banyak dibagian bawah dari pada dibagian atas daun. Larutan pupuk disemprotkan dengan alat semprot (sprayer). Selain pemupukan daun, pemupukan lewat media tanam dapat dilakukan dengan penyirama; pupuk dilarutkan ke dalam air, dan larutan pupuk disiram pada media tanam pembibitan. Bibit dipupuk dengan cara disemprot dengan ketentuan: 1)Larutan pupuk yang keluar dari nozzle dalam bentuk percikan kabut, 2) Arah semprotan sesuai dengan arah angin, 3)Bibit yang disemprot bagian daun yang menghadap ke bawah, 4)Penyemprotan larutan pupuk daun dilakukan tidak terlalu dekat dengan bibit, dan 5)Bibit nampak segar tidak layu.

3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Salah satu aspek pemeliharaan pembibitan yang penting adalah upaya menjaga agar bibit tidak terkena gangguan hama dan penyakit. Apabila kemudian bibit terserang hama/penyakit maka diperlukan pengendalian agar hama/penyakit tersebut tidak merugikan baik untuk pertumbuhan bibit ataupun kerugian secara ekonomi. Hama adalah semua binatang (serangga dan satwa), yang dapat menimbulkan karusakan pada tumbuhan. Ada beberapa jenis hama dan penyakit yang umum menyerang pembibitan. Jenis hama diantaranya adalah belalang, ulat dan cacing. Organisme penyebab penyakit adalah patogen (virus, bakteri, jamur dan nematoda) yang mengakibatkan terganggunya proses fisiologis tanaman. Penyakit yang merusak pembibitan umumnya disebabkan oleh jamur.

Jenis-jenis hama/penyakit yang menyerang pembibitan tanaman diantaranya:
  • Hama cacing putih (Accaris sp): Hama cacing putih (Accaris sp) menyerang bibit muda umur < 2 minggu, dengan gejala serangan berupa seluruh bagian bibit menjadi layu tapi tidak diikuti oleh perubahan warna daun yang menjadi coklat seperti halnya daun yang mati akibat kekeringan. Bagian yang diserang mulai dari akar kemudian masuk ke dalam batang tanaman.
  • Hama belalang dan ulat plucia: Gejala serangan berupa daun menjadi rusak dan berlubang-lubang. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan berkala 2 minggu sekali dengan pestisida Basudin 60 EC (konsentrasi 0,2 %).
  • Penyakit lodoh (Dumping off): penyakit lodoh biasanya menyerang bibit yang masih muda ( < 2 mingu setelah sapih), dengan gejala serangan berupa pembusukan pada hipokotil, selanjutnya bibit roboh seperti tersiram air panas. Pengendaliannya dengan fungisida Dithane M45 80 WP, konsentrasi 0,2 %.

Ada beberapa cara pengendalian hama dan penyakit tanaman yang dapat dilakukan pada pembibitan, yaitu:
  • Cara fisik: Dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan di sekitar pembibitan, memusnahkan gulma sebagai tempat berlindung hama atau sebagai inang penyakit dengan cara dibakar.
  • Cara mekanis: Yaitu dengan mengamati bibit, jika ada hama diambil kemudian dibunuh, jika ada bibit yang terkena penyakit diambil kemudian dibakar agar tidak menulari bibit yang lain.
  • Cara kimia: Bahan kimia yang paling banyak digunakan adalah pestisida. Pestisida sering menjadi pilihan utama dalam upaya pengendalian hama dan penyakit karena memiliki beberapa keuntungan antara lain: 1)Dapat memberikan hasil yang cepat, 2)Aplikasi di lapangan relatif mudah, 3)Dapat diaplikasikan setiap waktu dan tempat, dan 4)Dapat diperoleh dengan mudah. Penggunaan pestisida dalam konsepsi pengendalian hama terpadu merupakan alternatif terakhir apabila cara pengendalian lain tidak berhasil. Penggunaan pestisida baru dilakukan apabila tingkat kerusakan tanaman atau kepadatan populasi organisme pengganggu melampaui batas toleransi ambang ekonomi. Menurut fungsinya ada beberapa jenis pestisida, yaitu: 1)Insektisida, untuk mengendalikan hama serangga, 2)Akarisida, untuk mengendalikan tungau dan kutu, 3)Fungsida, untuk mengendalikan jamur/cendawan, 4)Nematisida, untuk mengendalikan cacing/nematode, 5)Bakterisida, untuk mengendalikan bakteri, 6)Rodentisida, untuk mengendalikan binatang pengerat, 7)Helisida, untuk mengendalikan siput/bekicot, dan 8)Herbisida, untuk mengendalikan gulma. Agar pemakaian pestisida dapat efektif, maka pestisida yang digunakan harus sesuai dengan jenis hama/penyakit yang akan dikendalikan dengan melihat label kemasannya.

4. Mengatur Naungan
Untuk memperoleh kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban yang optimal yang sesuai dengan pertumbuhan bibit sejak awal tumbuh hingga siap dipindahkan ke lapangan penanaman, dibutuhkan naungan guna memberi kenyamanan bibit tumbuh dan beradaptasi secara bertahap terhadap terik matahari dan air hujan. Sinar matahari sangat mempengaruhi temperatur dan kelembaban lingkungan tempat pembibitan. Tanaman muda belum dapat beradaptasi pada suhu tinggi begitu pula terhadap air hujan, temperatur rendah dan kelembaban tinggi. Mengadaptasikan/menyesuaikan bibit terhadap sengatan sinar matahari dapat dilakukan secara periodik dengan cara membuka menutup naungan dari hari ke hari hingga akhirnya bibit mampu menerima sinar matahari penuh. Jika bibit sudah kuat terhadap sinar matahari, maka naungan sudah tidak perlu digunakan lagi, berarti bibit sudah siap untuk dipindahkan ke lahan penanaman.

Pengaturan naungan pembibitan dilakukan dengan ketentuan: 1)Naungan pembibitan dibuka saat cuaca cerah pada pagi hari ( jam 7.00), 2)Plastik naungan digulung rapih dari sisi ujung sebelah timur sampai kesisi ujung sebelah barat, 3)Pada saat sebelum terik matahari palastik naungan ditutup kembali dengan rapat dan rapih, dan pada bagian ujung-ujung pembibitan (sebelah utara) terbuka, 4)Lama naungan dibuka dari hari ke hari semakin meningkat berlangsung sedikit demi sedikit disesuaikan dengan pertumbuhan bibit sampai akhirnya bibit tahan terhadap terik matahari, dan 5)Bibit tidak mengalami stress (layu) selama plastik naungan dibuka.

Bibit setelah dipelihara menunjukkan: 1)Tumbuh subur dan segar, 2)Tidak terserang hama dan penyakit, 3)Tumbuh kuat dan tegak, 4)Pertumbuahnnya normal/tidak cacat.

Sekian, semoga bermanfaat.

Selasa, 05 Januari 2016

Jenis Perkecambahan Biji: Hipogeal dan Epigeal

Jenis perkecambahan biji hipogeal dan epigeal: Perkecambahan benih adalah proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses pertumbuhan embrio saat perkecambahan benih adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi pucuk dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar. Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan dikenal dua jenis perkecambahan yaitu hipogeal dan epigeal.
1. Hipogeal
Pada perkecambahan hipogeal terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah, kotiledon tetap berada di dalam tanah, contohnya kecambah jagung.

2. Epigeal
Pada perkecambahan epigeal hipokotil tumbuh memanjang akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah, sehingga kotiledon berada diatas tanah, contoh pada kacang hijau. Perbanyakan generatif melalui biji memiliki kelebihan yaitu bibit yang diperoleh dalam jumlah banyak dengan pertumbuhan yang seragam. Namun kelemahan perbanyakan dengan cara ini ialah dibutuhkan waktu relatif lebih lama hingga diperoleh bibit yang siap tanam. Karena itulah cara ini jarang digunakan.


Baca juga: Pemeliharaan Bibit: Penyiraman, Pemupukan,Pengendalian Hama dan Penyakit, dan Mengatur Naungan
Sekian, semoga bermanfaat

Minggu, 03 Januari 2016

Protein dan Penggolongannya


Protein dan Penggolongannya: Protein adalah nutrisi utama yang mengandung Nitrogen dan merupakan unsur utama dari jaringan dan organ tubuh hewan dan juga senyawa Nitrogen lainnya seperti asam nukleat, enzim, hormon, vitamin dan lain-lain. Protein dibutuhkan sebagai sumber energi utama karena protein ini terus menerus diperlukan dalam makanan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan yang rusak. Protein mengandung unsur Karbon sebanyak 50-55%, Hidrogen 5-7%, dan Oksigen 20-25% yang bersamaan dengan lemak dan karbohidrat, juga mengandung nitrogen sebanyak 15-18%, rata-rata adalah 16% dan sebagian lagi merupakan unsur sulfur dan sedikit mengandung fosfat dan besi. Oleh karena itu beberapa literatur mengatakan bahwa protein adalah makro molekul yang terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan boleh juga berisi sulfur. Kadar nitrogen pada protein dapat dibedakan dari lemak dan karbohidrat serta komponen bahan organik lainnya.

Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Proteos yang berarti pertama atau utama. Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Proteos yang berarti pertama atau utama. Hal ini dikarenakan protein merupakan makromolekul yang 24  paling berlimpah di dalam sel hidup dan merupakan 50% atau lebih berat kering sel. Protein dalam setiap sel mahluk hidup tersimpan dalam jaringan dan organ dan sebagai komponen utama jaringan tubuh ikan. Nutrient ini diperlukan untuk pertumbuhan dan perbaikan serta perawatan jaringan dan organ. Tidak ada bahan gizi lain yang dapat menggantikan peran utamanya dalam membangun dan memperbaiki sel dan jaringan yang rusak. Sebagai tambahan protein juga berperan untuk kontraksi otot dan komponen enzim, hormon dan anti bodi. Protein dalam bentuk komplek sebagai heme, karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Hewan air harus mengkonsumsi protein untuk menggantikan jaringan tubuh yang aus/rusak (perbaikan) dan untuk mensintesis jaringan baru (pertumbuhan dan reproduksi).

Selain itu protein mempunyai peranan biologis karena merupakan instrumen molekuler yang mengekspresikan informasi genetik. Semua protein pada makhluk hidup dibangun oleh susunan yang sama yaitu 20 macam asam amino baku, yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Dari 20 macam asam amino ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu asam amino essensial yaitu asam amnino yang sangat dibutuhkan oleh tubuh tetapi tubuh tidak dapat mensintesisnya di dalam tubuh, ada sebanyak 10 macam dan asam amino non essensial yaitu asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh dan dapat disintesis dari dalam tubuh ikan itu sendiri, jumlahnya ada sepuluh macam. Dalam bab ini akan dipelajari tentang sepuluh asam amino yang penting yang diperlukan oleh ikan dan struktur bahan kimia, membedakan antara asam amino essensial dan asam amino non-essensial; asam amino yang diserap ikan; efek defisiensi dan kelebihan dari asam amino berkenaan dengan aturan makan ikan ; prosedur bagaimana cara menentukan kebutuhan asam amino secara kwantitatif dan kwalitatif pada ikan; metoda mengevaluasi 25 mutu protein; dan bagaimana cara menentukan kebutuhan protein beberapa jenis ikan budidaya.

Pengolongan Protein
Penggolongan protein dapat dilihat berdasarkan bentuk, sifat fisis, dan strukturnya.
1. Berdasarkan bentuk, protein dibagi menjadi dua golongan yaitu protein globular dan protein serabut.
  • Protein globular adalah protein yang rantai-rantai polipeptidanya berlipat rapat-rapat menjadi bentuk globular atau bulat yang padat atau berbentuk bola . Jenis protein ini biasanya larut dalam sistem larutan (air) dan segera berdifusi dan mempunyai fungsi gerak atau dinamik. Beberapa contoh dari protein globular antara lain adalah: enzim, protein transport pada darah,hormon protein, protein pecahan serum darah, antibodi dan protein penyimpan nutrien.
  • Protein serabut adalah protein yang tidak larut dalam air dan merupakan molekul serabut panjang dengan rantai polipeptida yang memanjang pada satu sumbu dan tidak berlipat menjadi globular. Protein globular ini terdiri dari suatu rantai panjang polypeptida. Protein ini biasanya memberikan peranan struktural atau pelindung. Beberapa contoh protein serabut antara lain adalah collagen, yang ditemukan dalam tulang rawan atau tulang lembut, pembuluh darah, acuan/matriks tulang, urat daging, sirip dan kulit; elastins. Hal tersebut adalah suatu komponen nadi/jalan utama dan ikatan sendi; dan keratins, di mana protein jenis ini bersifat melindungi seperti kulit dan timbangan.

2. Pengelompokkan protein lainnya adalah diklasifikasikan berdasarkan pada sifat fisis atau disebut juga ke dalam protein yang digolongkan berdasarkan penggolongan lain. Protein jenis ini dapat dikelompokkan ke dalam protein sederhana, protein gabungan dan protein asal.
  • Protein sederhana adalah protein yang pada saat dihidrolisis hanya menghasilkan asam amino-asam amino atau derivat-derivatnya. Protein jenis ini antara lain adalah albumin (zat putih telur), zat serum dari darah, Lactoalbumin dari susu, Leucosin dari gandum; Albuminoids ( keratin dari rambut, kuku jari tangan, bulu, wol, sutera fibroin, elastin dari jaringan/tisu menghubungkan collagen dari tulang rawan dan tulang); Globulins ( edestin dari biji-rami, serum globulin dari darah, lactoglobulin dari susu, legumin dari kacang polong); Histones ( globin dari hemoglobin, scombrone dari spermatozoa sejenis ikan air tawar); dan Protamins (salmine dari ikan salem, scombrine dari sejenis ikan air tawar). Kelompok ini dibedakan oleh daya larut dalam berbagai bahan pelarut seperti air, larutan garam, alkohol, dan oleh karakteristik lain.
  • Protein gabungan adalah protein sederhana bergabung dengan radikal non protein. Protein jenis ini antara lain adalah nukleoprotein, glykoprotein, phosphoprotein, hemoglobins, dan lecithoproteins. Nukleoproteins adalah gabungan dari satu atau lebih molekul protein dengan asam nukleat yang disajikan dalam semua nukleus sel. Glykoprotein adalah gabungan dari molekul protein dan unsur yang berisi suatu karbohidrat selain dari asam nucleat atau lesitin misalnya mucin. Phosphoprotein adalah gabungan molekul protein dengan zat yang mengandung phosphor selain dari asam nukleat atau lecithin misalnya kasein. Hemoglobin adalah gabungan molekul protein dengan hematin atau zat-zat yang sejenis. Lecithoprotein adalah gabungan molekul protein dengan lecithin misalnya jaringan fibrinogen.
  • Protein asal adalah protein yang berasal dari protein bermolekul tinggi yang mengalami degradasi karena pengaruh panas, enzim, atau zat-zat kimia. Protein yang termasuk ke dalam golongan ini terdiri dari protein primer misalnya protean dan protein sekunder misalnya protease, pepton, peptida.

3. Berdasarkan strukturnya protein dikelompokkan menjadi struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier, dan struktur kwarterner Seperti diketahui bahwa semua protein adalah polipetida dengan berat molekul yang besar. Suatu peptida yang mengandung lebih dari 10 asam amino dinamakan dengan polipeptida. Peptida ini mempunyai satu gugus α-asam amino bebas dan satu gugus α-karboksi bebas.
  • Struktur Primer merupakan struktur rangkaian asam amino yang memanjang pada suatu rantai polypeptida. Sebagai contoh, peptide Leu-Gly-Thr-His-Arg-Asp-Val mempunyai suatu struktur yang utama berbeda dari peptide Val-Asp-His-Leu-Gly-Arg-Thr.
  • Struktur sekunder merupakan asam amino dalam rangkaian polipeptida yang membentuk suatu lilitan misalnya dalam bentuk α heliks atau lembaran berlipat β. Struktur sekunder α heliks kerangka peptida secara ketat mengelilingi sumbu panjang molekul dan gugus R residu asam amino dibiarkan mengarah keluar dari heliks dan kaya akan residu sistein yang dapat memberikan jembatan disulfida. Konformasi yang stabil α heliks dari rantai polipeptida karena adanya ikatan peptida yang berada pada bidang datar, tidak berotasi dan pembentukan banyak ikatan. Struktur sekunder lembaran berlipat β membentuk zigzag dan tidak ada ikatan hidrogen dalam rantai polipeptida yang berdekatan. Gugus R mengarah keluar dari struktur zigzag. Pada struktur ini tidak dijumpai jembatan disulfida diantara rantai bersisihan dan rantai polipeptida yang berdekatan biasanya mempunyai arah yang berlawanan atau bersifat anti paralel.
  • Struktur tersier merupakan bentuk tiga dimensi dari semua atom di dalam molekul protein. Interaksi antara residu asam amino yang jauh pada suatu rantai polipeptida memimpin ke arah lipatan dan suatu penyesuaian yang berbentuk rantai polipeptida bulat yang mengumpamakan tiga satuan bentuk dimensional, sebagai contoh, myoglobin.
  • Struktur kwarterner merupakan bentuk protein yang terdiri dari dua atau lebih rantai polipeptida menjadi bagian dari molekul protein tunggal. Yang biasanya terjadi seperti dimers, trimers, tetramers, terdiri dari dua, tiga, dan empat rantai polipeptida. Polipeptida menjaga kesatuan oleh ikatan kimia lemah, sebagai contoh, hemoglobin molekul terdiri dari dua rantai α dan dua rantai β. Masing-Masing globin rantai di dalam hemoglobin terikat untuk suatu kelompoknya, yang berfungsi mengangkut oksigen ke jaringan badan. Protein kwarterner mudah dirusak oleh berbagai manipulasi dengan akibat kehilangan aktivitas biologi. Kehilangan aktivitas ini disebut denaturasi yang secara fisik denaturasi ini dapat dipandang sebagai suatu perubahan konfirmasi rantai polipeptida yang tidak mempengaruhi struktur primernya.

Sekian, semoga bermanfaat.

Sabtu, 02 Januari 2016

Jenis-jenis Pakan Buatan


Jenis-jenis pakan Buatan: Apakah anda mengetahui apakah itu pakan buatan? Pakan buatan adalah pakan yang dibuat oleh manusia untuk ikan/biota air peliharaan yang berasal dari berbagai macam bahan baku yang mempunyai kandungan gizi yang baik sesuai dengan kebutuhan ikan dan dalam pembuatannya sangat memperhatikan sifat dan ukuran ikan. Pakan buatan dibuat oleh manusia untuk mengantisipasi kekurangan pakan yang berasal dari alam yang kontinuitas produksinya tidak dapat dipastikan. Dengan membuat pakan buatan diharapkan jumlah pakan yang dibutuhkan oleh ikan akan terpenuhi setiap saat.
Pakan buatan yang berkualitas baik harus memenuhi kriteria-kriteria seperti:  
  • Kandungan gizi pakan terutama protein harus sesuai dengan kebutuhan ikan/biota air.
  • Diameter pakan harus lebih kecil dari ukuran bukaan mulut ikan/biota air.
  • Pakan mudah dicerna.
  • Kandungan nutrisi pakan mudah diserap tubuh.
  • Memiliki rasa yang disukai ikan.
  • Kandungan abunya rendah.
  • Tingkat efektivitasnya tinggi.

Pengelompokkan jenis-jenis pakan ikan dapat dibuat berdasarkan bentuk, berdasarkan kandungan airnya, berdasarkan sumber dan berdasarkan konstribusinya pada pertumbuhan ikan.

Jenis-jenis pakan buatan berdasarkan bentuk antara lain adalah:
1. Bentuk larutan
Digunakan sebagai pakan burayak ikan (berumur 2 - 20 hari). Larutan ada 2 macam, yaitu: 1) Emulsi, bahan yang terlarut menyatu dengan air pelarutnya; 2) Suspensi, bahan yang terlarut tidak menyatu dengan air pelarutnya. Bentuk larutan ini biasanya diberikan pada saat larva dengan komposisi bahan baku yang utama adalah kuning telur bebek atau ayam dengan tambahan vitamin dan mineral.
2. Bentuk tepung/meals
Digunakan sebagai pakan larva sampai benih (berumur 2-40 hari). Tepung halus diperoleh dari remah yang dihancurkan atau dibuat komposisi dari berbagai sumber bahan baku seperti menyusun formulasi pakan , dan biasanya diberikan pada larva sampai benih ikan.
3. Bentuk butiran/granules.
Digunakan sebagai pakan benih gelondongan (berumur 40-80 hari). Tepung kasar juga diperoleh dari remah yang dihancurkan atau dibuat sama seperti membuat formulasi pakan lengkap dan bentuknya dibuat menjadi butiran.
4. Bentuk remahan/crumble.
Digunakan sebagai pakan gelondongan besar/ikan tanggung (berumur 80-120 hari). Remah berasal dari pellet yang dihancurkan menjadi butiran kasar.
5. Bentuk lembaran/flake.
Biasa diberikan pada ikan hias atau ikan laut dan dibuat dari berbagai bahan baku disesuaikan dengan kebutuhan dan pada saat akan dibentuk dapat menggunakan peralatan pencetak untuk bentuk lembaran atau secara sederhana dengan cara membuat komposisi pakan kemudian komposisi berbagai bahan baku tersebut dibuat emulsi yang kemudian dihamparkan di atas alas aluminium atau seng dan dikeringkan, kemudian diremas-remas.
6. Bentuk pellet tenggelam/ sinking.
Biasa digunakan untuk kegiatan pembesaran ikan air tawar maupun ikan air laut yang mempunyai kebiasaan tingkah laku ikan tersebut berenang di dalam perairan. Ukuran ikan yang mengkonsumsi pakan bentuk pellet bervariasi dari ukuran bukaan mulut lebih dari 2 mm maka ukuran pelet yang dibuat biasanya 50%nya yaitu 1 mm. Bentuk pellet ini juga dapat digunakan sebagai pakan ikan dewasa yang sudah mempunyai berat > 60-75 gram dan berumur > 120 hari.
6. Bentuk pellet terapung/floating.
Biasa digunakan untuk kegiatan pembesaran ikan air tawar maupun ikan air laut yang mempunyai kebiasaan tingkah laku ikan tersebut berenang di permukaan perairan. Ukuran ikan yang mengkonsumsi pakan bentuk pellet bervariasi tergantung pada ukuran bukaan mulut ikan/biota air. Jika ukuran bukaan mulut lebih dari 2 mm maka ukuran pelet yang dibuat biasanya 50% dari ukuran bukaan mulutnya yaitu 1 mm. Bentuk pellet ini juga dapat digunakan sebagai pakan ikan dewasa yang sudah mempunyai berat > 60-75 gram perekor dan berumur > 120 hari.

Jenis pakan ikan berdasarkan kandungan airnya dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1. Pakan basah
Pakan basah adalah pakan yang mengandung air biasanya lebih dari 50%. Pakan basah biasanya terdiri dari pakan segar atau pakan beku, berupa cincangan atau gilingan daging ikan yang tidak bernilai ekonomis. Jenis pakan ini biasa diberikan kepada induk-induk ikan laut/udang, contoh pakan basah antara lain adalah cincangan daging cumi-cumi atau ikan laut.
2. Pakan lembab
Pakan lembab adalah pakan yang mengandung air berkisar antara 20 -40%. Pakan lembab dibuat sebagai alternatif dari pakan basah yang banyak kekurangannya antara lain dapat mencemari perairan dan kekurangan asam amino tertentu. Pakan lembab ini dibuat dengan komposisi pakan sesuai kebutuhan ikan tetapi dalam prosesnya tidak dilakukan pengeringan, dibiarkan lembab dan disimpan dalam bentuk pasta kemudian dibekukan. Tetapi ada juga pakan basah ini dibuat dengan komposisi ikan yang dipasteurisasi ditambah beberapa Pambahan seperti perekat, vitamin dan mineral atau silaseikan yang diberi beberapa komposisi zat tambahan. Pakan lembab ini dapat diberikan pada ukuran ikan dari benih sampai ke pembesaran.
3. Pakan kering
Pakan kering adalah pakan yang mengandung air kurang dari 10%. Jenis pakan ini yang biasa digunakan pada budidaya ikan secara intensif karena sangat mudah dalam proses distribusi, penyimpanan dan penanganannya. Jenis pakan kering ini dapat dibuat dengan berbagai macam bentuk disesuaikan dengan kebutuhan ikan dan pada setiap tahapan budidaya dapat menggunakan pakan kering ini disesuaikan dengan ukuran dan jenis ikan yang akan mengkonsumsinya.

Jenis pakan ikan berdasarkan sumbernya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pakan alami dan pakan buatan

Jenis pakan ikan berdasarkan konstribusinya dalam menghasilkan penambahan berat badan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Suplementary Feed/pakan suplemen
Suplementary Feed/pakan suplemen adalah pakan yang dalam konstribusinya hanya menghasilkan penambahan berat badan kurang dari 50%. Jenis pakan ini biasanya dibuat oleh para pembudidaya ikan dengan mencampurkan beberapa bahan baku tanpa memperhitungkan kandungan proteinnya sehingga kandungan nutrisi dari pakan ini tidak lengkap.
2. Complete Feed/pakan lengkap
Complete Feed/pakan lengkap adalah pakan yang dalam konstribusinya menghasilkan penambahan berat badan lebih dari 50%. Jenis pakan ini biasanya adalah pakan kering dengan berbagai  bentuk dimana komposisi bahan bakunya lengkap sehingga kandungan protein pakan mencukupi kebutuhan ikan yang akan mengkonsumsinya.

sekian, semoga bermanfaat.